Game sebagai Kegiatan Adiktif ke-4


Pagi ini, sembari menemani si kecil bobo di rumah sakit saya membaca artikel Chicago Tribune yang berjudul “Are Video Games Addictive like Drugs, Gambling? Some Who’ve Struggled say YES.”
Sambil mengangguk – angguk saya aminkan beberapa pernyataan di artikel itu. 
Menceritakan Adam, 27 Tahun, yang sulit berhenti dari kegiatannya bermain game. Dia merasa, bahwa bermain game sudah  jadi seperti full time job.
Saya jadi teringat beberapa teman saya yang punya kemiripan dengan Adam, bermain seolah tak kenal waktu. Bahkan, sampai – sampai terus bermain di saat jam kerja. Sesuatu yang saya rasa berlebihan.
Adiktif ke-4
Sudah begitu banyak tulisan ilmiah yang membahas hal ini dan kesimpulan akhirnya masih belum bisa memastikan dengan menyebutnya sebagai ‘kondisi yang membutuhkan penelaahan lebih lanjut’.
Keluarga.com memberitakan bahwa di Tiongkok, para pecandu internet direhabilitasi dengan dimasukkan ke sebuah kamp mirip militer. Dari 110 orang, 70% pesertanya adalah pecandu game online.
Panditfootball menyebut bahwa kecanduan game (di rental) bisa terwujud dikarenakan :

Player tidak memiliki konsol game sendiri dan akhirnya bermain di rental game seharian, bahkan hingga menginap.
Suasana bermain berbeda antara main di rumah atau di rental. Di rental bisa berisik sebebas-bebasnya.
Candu karena ada lawan, karena main sendiri gak rame.

Game sudah jadi unsur aditif keempat setelah narkoba, porno, dan merokok. 
Yang patut disedihkan adalah perhatian orang tua


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *