Menulis Paper Itu…


Butuh waktu lama.
Paradigma ini yang bikin saya sulit menyelesaikan sebuah paper. Di sisi lain, dosen punya tugas lain seperti mengajar, memeriksa tugas, memberi nilai, dan membaca.
Alasan di atas belum termasuk jalan-jalan sama keluarga, tidur, rekreasi, dan ibadah.
Sungguh saya kebingungan mencari waktu lagi untuk meneliti dan menghasilkan karya tulis. (Tapi anehnya saya masih bisa ngeblog haha)
Hampir gak ada waktu untuk menulis paper. 
Nih ya. Menulis paper itu membutuhkan suasana yang tenang, mood yang positif, internet yang kencang dan semangkok indomie kuah hangat.
Kondisi ini hampir sulit saya temui dalam kehidupan sehari-hari saya yang super sibuk. Eh.
Saya sering merasa inferior. Apa mungkin semua tugas tridarma dosen bisa saya penuhi secara adil dan berperikemanusiaan? 
Kayaknya menjadi guru besar adalah impian utopis dan mengada-ada. Bisa jadi saat pelantikan profesor itu tiba, gigi saya sudah ompong, uban sudah rontok berguguran, dan kulit sudah tidak seeksotis dulu sewaktu saya muda.

Jadi buat apa membuat paper?

Tulisan di atas adalah CONTOH tuisan seorang dosen yang gak punya masa depan dan GAK NIAT mengabdi kepada NUSA dan BANGSA. Ingat, sekali lagi. Itu hanya CONTOH.
Di tulisan selanjutnya saya akan menyuguhkan bagaimana seorang dosen itu meneliti dan menulis paper. Dan dari sana kita akan bahas tips  dan trik sukses menjalani hidup sebagai dosen yang mengabdi


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *