Saya selalu bertanya – tanya. Kenapa paper yang terbit di IEEE, Elsevier harus berbayar? Harganya sekitar $30 dan berdiskon kalau jadi member.

PADAHAL kita sebagai peneliti juga harus bayar ke IEEE agar paper kita dimuat di website mereka DAN kita tidak memeperoleh keuntungan materi sedikitpun dari setiap paper kita yang laku.

Kenapa ya?

Mari kita berbincang sedikit banyak tentang Elsevier. Menurut seorang pembocor dokumen jutaan paper gratisan- Mbak Elbakyan, Elsevier tidak membayar apapun untuk semua hasil jerih payah peneliti dalam membuat paper . Lebih dari itu, bahkan Elsevier tidak membayar relawan peer review dan editor. Tapi disisi lain Elsevier memasang tarif bagi sesiapa yang ingin papernya muncul di Elsevier. Inikan kayak teman sombong yang jual mahal bagi siapapun yang ingin jadi temannya. Kenapa sih gak digratiskan aja paper yang muncul di Elsevier? Udah syukur orang mau berbagi di website mereka.

Menurut SundayReview, Penerbit jurnal secara kolektif merogoh pemasukan setidaknya 10 Miliar Dolar setiap tahunnya, yang sebagian besar sumber pemasukannya dari Perpustakaan kampus-kampus berduit tebal melalui biaya langganan yang harganya berkisar $2.000 sampai $35.000. Elsevier dan kawan – kawan mendapat jatah kue 30% dari mafia jual beli paper ini dengan justifikasi bahwa mereka adalah kurator riset, yang hanya memilih paper – paper berkualitas untuk diterbitkan. Mereka juga yang mengatur proses editing dan pengarsipan artikel.

Tapi tapi tapi, masa komparasi antara hasil kerja otak researcher : jasa Elsevier = 0 : 100 ya? Peneliti bener – bener gak dapet materi apa – apa bahkan harus membayar ke mereka, sementara mereka dengan effort yang gak jauh beda dengan peneliti dapet porsi penuh uang hasil penjualan paper.

Kegundahan hati saya ini juga selaras dengan semangat pakta United Nations Charter yang berkata : “Everyone has the right to freely share in scientific advancement and its benefits” di salah satu barisnya.

Kalau dalam agama saya dijelaskan : “Ilmu itu milik Allah, barang siapa menyebarkan ilmu demi kebaikan insyaAllah, Allah akan menggandakan 10 kali kepadanya”.

Jadi, kenapa harus bayar? Kenapa?