Tips Mudik ke Padang via Jalan Darat (part 1)


Saya baru saja ‘survive’ perjalanan darat bolak – balik lampung – sumatera barat via jalur tengah di perjalanan mudik tahun ini. Kesannya dua kata : “Sport Jantung”.

Bukan apa – apa, tapi perjalanan lintas sumatra itu gak bisa disamain dengan perjalanan di pulau Jawa. Apalagi perjalanan dari Pasir Impun ke Telkom University. Bedanya jauh banget, sejauh perbandingan wajah Lee Min Ho di iklan White Coffee dan wajah saya kalau lagi beser.

Beuh.. masuk pulau sumatra artinya kita masuk hutan. Kiri kanan pohon atau jurang. Jangan harap ketemu banci ngamen atau topeng monyet di perempatan jalan. Yang ada juga harimau dan gajah liar yang kalau iseng bisa melintas numpang nyebrang di jalan raya. 

Suer… setidaknya di sumatra itu Sapi, Kambing, Anjing, Monyet dibiarkan lepas dan bebas bergaul dengan asap jalanan lintas sumatra. Jadi kalau lagi apes, mobil bisa nabrak Sapi atau Kambing yang lagi catwalk.
Konon katanya, kalau kita gak sengaja nabrak Sapi, yang diminta ganti bukan sapinya aja, tapi ditambah potensi anak dan cucu yang bisa dihasilkan sapi tersebut. Singkat kata, yang ditabrak satu sapi, tapi ganti ruginya bisa mencapai 1 sapi induk + 2 anak sapi + 2 cucu sapi = 5 Sapi!

Walau sudah diaspal, tapi jalanan (khususnya sumatra selatan)  masih banyak yang lobang – lobang. Jadi gak bersahabat buat mobil selevel avanza. Seringkali kita harus merangkak dan “jalan jinjit” agar laher ban gak ikut – ikutan rusak. Tapi kalau pajero atau bus antar propinsi saya liat woles aja ngelibas lobang- lobang jalanan. Disitu saya sadar mahalnya pajero itu dimana.

Beneran, sport jantungnya berlapis – lapis. Pertama nih ya. Setidaknya kita harus 3 kali isi ulang bensin. Dan gak semua pom bensin itu available. Kalau gak rejeki, maka kita harus harap- harap cemas bertemu bensin di pom berikutnya. Kalau gak yakin ketemu lebih baik nunggu sampai truk bensin dateng dan ngilangin dahaga mobil lo.

Kedua, jalanannya kelok-kelok dengan tikungan yang mengerikan. Semua mobil pada ngebut ngejar setoran dan banyak  berdoalah kalau ketemu mobil konvoi : susah nyalipnya!! 

Yang bikin annoying adalah mobil konvoi itu selalu pelan kalau jalan. Jadi kita yang lone ranger suka bingung nyalipnya gimana. Mana jalan sering belok – belok lagi.

Khusus di jambi Kamu akan dapati jalan lurus membentang ke depan sepanjang puluhan kilometer. Nyaris tanpa tikungan. Yang ada jalan naik turun mengikuti kontur gunung yang dibelah menjadi jalan raya. Enak sih, jadi fokus ke depan. Tapi bikin ngantuk. Sama-sama beresiko. Saran saya, jangan salip mobil ketika tanjakan. Karena sering terjadi kecelakaan. Saliplah ketika turunan atau jalan mendatar. Lebih aman.

Di part 2 saya akan berbagi lebih jauh. Stay tune.

Gambar: fokusjambi.com


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *